Headlines News :
Home » » Pesta Keluarga Kudus, 30 Desember 2012

Pesta Keluarga Kudus, 30 Desember 2012

Written By Kireina on Saturday, December 29, 2012 | 7:28 PM

30 Desember 2012
PESTA KELUARGA KUDUS

BUKANKAH AKU HARUS TINGGAL DI RUMAH BAPA-KU?
1Sam 1:20-22.24-28; 1Yoh 3:1-2.21-24; Lk 2:41-52


Keluarga Kudus
Ulasan Bacaan:

Ada kesejajaran sekaligus perbedaan sempurna dalam bacaan pertama dan Injil hari ini. Bacaan pertama bercerita tentang bayi yang dilahirkan Hana, isteri Elkana, yang justru mengandung di masa tuanya. Jadi dia mengandung pasti tidak karena percampurannya dengan suaminya tetapi merupakan pengabulan doanya yang tak henti-hentinya kepada Allah. Bacaan Injil bercerita tentang kanak-kanak (bukan bayi lagi) Yesus, yang diperanakkan Maria, ibu-Nya juga tidak karena percampurannya dengan Yusuf, suaminya, melainkan karena “naungan Roh Kudus”. Kedua anak itu, Samuel dan Yesus, sama-sama dikaitkan dengan bait Allah. Bedanya: Samuel (akan) dibawa ibunya ke bait Allah. Pentakdisan Samuel adalah atas inisiatif ibunya, Hana. Hana ingat akan doanya bahkan nazar (sumpah)-nya kepada Allah: jika Tuhan mengabulkan doanya, anak yang akan dilahirkan itu akan diserahkannya kepada Tuhan untuk seumur hidupnya. Sedangkan Yesus lain. Dia berada di bait Allah atas inisiatifnya sendiri, bahkan Dia perlu menegaskan kepada ibu-Nya: “Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Berkat kedua kisah ini, pesta keluarga kudus kali ini lebih dipusatkan di bait Allah.

Pengenaan Untuk Hidup Sekarang:

Kesalehan dua keluarga yang menjadi pusat bacaan-bacaan hari ini sudah menjadi barang langka bagi banyak keluarga dewasa ini. Banyak keluarga tidak begitu peduli lagi bait Allah, gereja; baik gedungnya maupun kegiatannya. Perayaan hari Minggu ini diharapkan dapat memberi inspirasi bagi keluarga-keluarga kristen untuk kembali memperhatikan aspek yang amat berharga ini, yakni pengudusan keluarga mereka. Kisah Hana menunjukkan bahwa orang yang bertekun berdoa di bait Allah akan didengarkan Tuhan. Tuhan mengabulkan doa yang disampaikan terus menerus di bait-Nya yang kudus. Terkadang kita tergoda untuk hanya memperhatikan kebutuhan jasmani kita, dan merasa rugi jika harus meluangkan waktu untuk hal-hal yang berbau ibadat dan perayaan liturgi. Tetapi cobalah renungkan dan hitung secara teliti: adakah orang menjadi miskin karena begitu memberi perhatian, tenaga dan waktunya bagi hidup rohaninya, baik itu kegiatan persekutuan gerejawi maupun doa pribadinya? Makin kita beri perhatian bagi hal-hal rohani ini niscaya banyak jalan makin terbuka untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita. Yakinlah! [P. Bonifasius Simanullang, OFMCap]
Share this article :

0 comments:

Tulis Komentar Anda

Gunakan Account Gmail untuk menuliskan komentar anda!

Bacaan Hari Ini

Popular Post

 
Dikelola Oleh : Biro KOMSOS
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2009. RELIGIOUS - All Rights Reserved
Religious | Membangun Gereja Mandiri, Solider dan Membebaskan.