Perayaan Malam Natal 2012 di Gereja Katedral St. Theresia Sibolga |
Perayaan Malam Natal (24/12/2012) di Gereja Katedral St. Theresia Sibolga dipimpin oleh Mgr. Ludovicus Simanullang OFMCap. Gereja yang berkapasitas sekitar lima ratus orang itu, tidak mampu menampung seluruh umat yang hadir mengikuti perayaan berahmat itu. Umat yang tidak mendapat tempat di dalam gereja mengambil tempat di pelataran kiri, kanan dan depan gereja. Di pelataran ini, para petugas telah menyediakan kursi sebelumnya bagi mereka.
Perayaan yang berlangsung agung dan sakral ini dimeriahkan oleh paduan suara para Suster SCMM. Mereka memandu umat menyanyikan lagu-lagu selama perayaan ekaristi berlangsung.
Mengawali homilinya, Mgr. Ludovicus mengungkapkan bahwa Natal selalu menjadi perayaan yang menggembirakan bagi kaum beriman. Suka cita Natal telah disampaikan oleh malaikat kepada para gembala, orang-orang sederhana di Betlehem. Betapa gembiranya para gembala itu mendengar berita kelahiran Sang Juruselamat yang telah lama mereka nanti-nantikan, karena Juruselamat itu akan membawa kedamaian bagi mereka sesuai nubuat para nabi.
" Demikian pula kita pada malam ini, sungguh bergembira dan bersukacita karena kelahiran Yesus ke dunia, yang membawa kehidupan baru bagi kita, yang membawa pengharapan bahwa hidup kita ini sungguh berarti. Karena dengan kelahiran Yesus ke dunia, kita sungguh dikasihi oleh Allah", imbuh Uskup Keuskupan Sibolga ini.
Pemimpin Gereja Keuskupan Sibolga ini juga mengungkapkan bahwa kelahiran Yesus ke dunia sungguh merupakan bukti kasih Allah kepada umat manusia. Allah tidak membiarkan manusia berada dalam kebingungan karena tidak mempunyai pengharapan di dalam hidupnya. Dalam Injil Yohanes dikatakan: "Karena besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan puteraNya yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepadanya beroleh hidup yang kekal". Dengan itu, uskup menegaskan bahwa tujuan kasih Allah ialah untuk menghidupkan manusia sehingga manusia dapat mengalami kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang kekal.
Sehubungan dengan kenyataan kehidupan bermasyarakat masa kini, uskup juga mengungkapkan: "Kita bersukacita merayakan Natal, tetapi di pihak lain kita harus mengakui bahwa kita dihadapkan pada kenyataan yang membuat kita kadang cemas dan was-was akan kehidupan masa depan kita di tengah masyarakat, dimana terjadi banyak peristiwa yang memilukan, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dibawa oleh Yesus Kristus yang tidak mengungkapkan cinta kasih dan tidak membawa damai. Suatu keadaan yang diwarnai rasa curiga, iri hati, perselisihan dan balas dendam".
Atas kenyataan yang mencemaskan itu, uskup menegaskan bahwa kenyataan yang memprihatinkan dan mencemaskan itu tidak mengurangi kegembiraan kaum beriman untuk merayakan Natal kali ini. Justeru dengan merayakan kelahiran Yesus ke dunia, kaum beriman semakin diyakinkan bahwa seluruh umat beriman bertugas untuk membawa damai di tengah dunia.
Perayaan yang berlangsung agung dan sakral ini dimeriahkan oleh paduan suara para Suster SCMM. Mereka memandu umat menyanyikan lagu-lagu selama perayaan ekaristi berlangsung.
Mengawali homilinya, Mgr. Ludovicus mengungkapkan bahwa Natal selalu menjadi perayaan yang menggembirakan bagi kaum beriman. Suka cita Natal telah disampaikan oleh malaikat kepada para gembala, orang-orang sederhana di Betlehem. Betapa gembiranya para gembala itu mendengar berita kelahiran Sang Juruselamat yang telah lama mereka nanti-nantikan, karena Juruselamat itu akan membawa kedamaian bagi mereka sesuai nubuat para nabi.
" Demikian pula kita pada malam ini, sungguh bergembira dan bersukacita karena kelahiran Yesus ke dunia, yang membawa kehidupan baru bagi kita, yang membawa pengharapan bahwa hidup kita ini sungguh berarti. Karena dengan kelahiran Yesus ke dunia, kita sungguh dikasihi oleh Allah", imbuh Uskup Keuskupan Sibolga ini.
Pemimpin Gereja Keuskupan Sibolga ini juga mengungkapkan bahwa kelahiran Yesus ke dunia sungguh merupakan bukti kasih Allah kepada umat manusia. Allah tidak membiarkan manusia berada dalam kebingungan karena tidak mempunyai pengharapan di dalam hidupnya. Dalam Injil Yohanes dikatakan: "Karena besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan puteraNya yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepadanya beroleh hidup yang kekal". Dengan itu, uskup menegaskan bahwa tujuan kasih Allah ialah untuk menghidupkan manusia sehingga manusia dapat mengalami kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang kekal.
Sehubungan dengan kenyataan kehidupan bermasyarakat masa kini, uskup juga mengungkapkan: "Kita bersukacita merayakan Natal, tetapi di pihak lain kita harus mengakui bahwa kita dihadapkan pada kenyataan yang membuat kita kadang cemas dan was-was akan kehidupan masa depan kita di tengah masyarakat, dimana terjadi banyak peristiwa yang memilukan, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dibawa oleh Yesus Kristus yang tidak mengungkapkan cinta kasih dan tidak membawa damai. Suatu keadaan yang diwarnai rasa curiga, iri hati, perselisihan dan balas dendam".
Atas kenyataan yang mencemaskan itu, uskup menegaskan bahwa kenyataan yang memprihatinkan dan mencemaskan itu tidak mengurangi kegembiraan kaum beriman untuk merayakan Natal kali ini. Justeru dengan merayakan kelahiran Yesus ke dunia, kaum beriman semakin diyakinkan bahwa seluruh umat beriman bertugas untuk membawa damai di tengah dunia.
0 comments:
Tulis Komentar Anda
Gunakan Account Gmail untuk menuliskan komentar anda!