Headlines News :
Home » » Imam dan Pelayanannya

Imam dan Pelayanannya

Written By Kireina on Wednesday, November 9, 2011 | 2:06 AM


Imam tidak bisa lepas dari tugas pelayanan, karena memang dia dipanggil dan diurapi untuk ambil bagian dari tugas Kristus yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang (bdk. Mat 20,28). Oleh karena itu seo rang imam dengan senang hati melayani umat. Lingkup pelayanan imam terletak dalam tugas mengajar, menguduskan umat dan menggemba la kan atau memimpin umat beriman.

Tahun imam telah ditutup. Refleksi atas identitas imam telah banyak dia dakan: oleh para imam secara bersa ma dan pribadi, oleh umat beriman dan oleh imam bersama umat. Oleh karena itu saya rasa amat tepat bahwa setelah tahun imam ini, kita para imam lebih fokus mengusahakan agar kita setia dan kreatif dalam melayani umat, karena pelayanan ini amat menentukan bagi kesejahteraan roha ni umat beriman. Seperti dikatakan oleh Santo Yohanes Maria Vianney: ”Seandainya kita tidak memiliki sak ra men imamat, kita tidak akan memi liki Kristus”. Berkat pelayanan para imam, khususnya pelayanan sakra men, umat dapat menerima Kristus melalui setiap sakramen yang mereka terima.

Yang mendasari pelayanan para imam adalah Caritas Pastoralis. Kita para imam mau mengikuti sikap Yesus, yang tergerak hatiNya oleh belaskasihan melihat orang banyak seperti domba tak bergembala (bdk. Mrk 6:34). Para imam berbahagia, seperti Santo Yohanes Maria Vian ney, bila dapat menyelamatkan jiwa-jiwa orang. Seorang imam merasa bahagia, bila seorang muda yang suram dan gelap hidupnya dan putus asa, bersemangat kembali dan meli hat masa depannya berkat pelayanan dan penggembalaannya. Seorang imam merasa bahagia, bila satu kelu arga rukun kembali berkat nasehat dan bimbingannya. Seorang imam merasa bahagia, bila seorang bapa keluarga yang sudah lama tidak ke gereja, mulai rajin ke gereja berkat penggembalaannya.

Caritas Pastoralis membutuhkan ke ren dahan hati. Kerendahan hati men do rong kita pelayan umat untuk berusaha mengetahui apa yang dibu tuh kan oleh umat yang kita layani. Agar kita bisa mengetahui kebutuhan umat, kita perlu bergaul dan dekat dengan mereka. Ketika dialog sebe lum penutupan tahun imam dekanat Tapanuli yang diadakan di Padang Sidempuan bersama para imam dan utusan umat dari paroki-paroki, diung kapkan oleh beberapa orang bahwa para misionaris dulu mengun ju ngi dan melayani umat dengan sistem turne. Selama 1 sampai 2 minggu mereka mengunjungi beberapa stasi secara bersambung dan tidur di rumah umat. Mereka usulkan supaya dihidupkan kembali sistem turne dan kunjungan rumah oleh pastor. Saya melihat inti harapan umat disini ialah agar para pastor dekat dengan umatnya, sehingga mereka mengetahui situasi dan kebu tu han umat sehingga dapat melayani dan menggembalakan mereka dengan baik. Kede katan dengan umat membutuhkan kerendahan hati.

Selain caritas pastoralis dan kerendahan hati, dibutuhkan semangat berkorban kita para imam sebagai pelayan. Yesus sendiri berkata bahwa Dia datang untuk melayani dan memberikan nyawa untuk menjadi tebusan bagi banyak orang. Semangat berkorban disini berarti melupakan diri, seperti dikatakan Yesus: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mrk 8:34). Kalau sema ngat berkorban ada, maka kita para imam tidak seperti gembala-gembala Israel yang ditegur Allah melalui nabi Yehezkiel: ”Kamu menik mati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan keke jaman” (Yeh 34:3-4).

Kita yakin rasa kollegialitas diantara para imam akan membuat pelayanan kita lebih efektif, karena kita saling membantu dalam melaksanakan tugas pelayanan kita dan berusa ha dalam bentuk kerja tim. Rasa kollegialitas membuat para imam dapat saling mengisi dalam tugas pelayanan umat.

Menyadari pelayanan para imam yang amat penting dan berguna bagi kesejahteraan rohani umat, menyadari juga beratnya medan pastoral di keuskupan kita dari segi geografis persentase jumlah umat yang dilayani oleh seorang imam, maka umat hendaknya berusaha membantu agar para imam dapat melaksanakan tugas pelayanan mereka dengan baik. Membantu bukan berarti mengambil alih tugas utama mereka, tetapi men cari peluang di mana awam dapat meri ngan kan tugas para imam, sehingga mereka dapat lebih terpusat pada tugas pelayanan yang khas bagi imam, yang tidak dapat dilakukan oleh awam.

Mgr. Ludovicus Simanullang, OFM Cap
+ Uskup Sibolga
Share this article :

0 comments:

Tulis Komentar Anda

Gunakan Account Gmail untuk menuliskan komentar anda!

Bacaan Hari Ini

Popular Post

 
Dikelola Oleh : Biro KOMSOS
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2009. RELIGIOUS - All Rights Reserved
Religious | Membangun Gereja Mandiri, Solider dan Membebaskan.