Headlines News :
Home » » MINGGU BIASA 15 (Thn. B), 15 Juli 2012

MINGGU BIASA 15 (Thn. B), 15 Juli 2012

Written By Kireina on Monday, July 9, 2012 | 7:09 PM

15 Juli 2012
MINGGU BIASA 15 (Thn. B)

TUHAN YANG MENGUTUS
Am 7:12-15; Ef 1:3-14; Mk 6:7-13

Ulasan Bacaan:

Ketika Amos berkhotbah secara keras di Betel, dia diusir oleh imam yang bertugas di tempat suci itu. Imam itu takut, khotbah Amos yang keras itu membuat orang-orang kaya tersinggung lalu tidak mau lagi membawa persembahan ke tempat suci itu. Imam itu menyangka bahwa Amos adalah pengkhotbah keliling yang mencari nafkah dengan pewartaannya. Itulah arti kalimat pertama tadi: “Pelihat, enyahlah ke tanah Yehuda. Carilah makananmu di sana...!” Dengan tegas Amos menjawab bahwa dia bukan nabi atau pengkhotbah seperti dia maksudkan itu. Dia adalah orang yang diutus Allah sendiri untuk memperbaiki hidup keagamaan umat yang telah dirusak oleh pemimpin-pemimpin, baik imam maupun nabi, yang mau memperoleh pamrih (baca: uang!) dari tugasnya. Tuhanlah yang mengutus dia, seperti rasul-rasul diutus oleh Yesus. Memang pengalamannya berbeda dengan para rasul. Para rasul sepertinya mendapat pengutusan resmi dari Yesus dengan rincian yang jelas. Sementara Amos tidak. Tetapi dari apa yang dilakukan Amos kita tahu, pengutusan Amos yang karismatis itu lebih berbuah dari pengutusan resmi. Seperti dia sendiri tegaskan: “Tuhan Allah telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?” (Am 3:8).

Pengenaan Untuk Hidup Sekarang:

Terkadang kita jumpai, pengutusan resmi tidak selalu efektif dalam pewartaan Injil. Hampir di setiap stasi kita temukan adanya daftar panjang pengurus dengan segala seksi-seksinya, yang dilantik secara resmi dalam upacara liturgi, meskipun yang sungguh berfungsi hanya beberapa saja. Namun daftar itu harus dibuat sebab demikian ditetapkan untuk kepengurusan suatu stasi (?). Kita tergoda untuk menerapkan hukum-hukum organisasi kemasyarakatan di dalam persekutuan Gereja kita; lebih mengutamakan prosedur resmi dari pada isi karismatis suatu fungsi. Surat kepada Jemaat di Efesus yang kita dengar hari ini menegaskan bahwa persekutuan Jemaat telah dimeteraikan dalam Roh Kudus. Maka, Roh Kudus, yakni Roh Allah, yang bagaikan angin bergerak ke mana Dia mau (lihat Yoh 3:8), mesti tetap menjadi penuntun utama dalam perjalanan hidup Gereja. Kesadaran ini mesti meresapi segenap persekutuan dalam Gereja dan dalam semangat ini juga kita tidak mau seolah-olah “mengurung” Roh itu dalam diri kita dengan tidak ambil bagian secara aktif dalam pewartaan Injil keselamatan Tuhan. [Oleh: Pst. Bonifasius Banggas Simanullang, OFMCap]
Share this article :

0 comments:

Tulis Komentar Anda

Gunakan Account Gmail untuk menuliskan komentar anda!

Bacaan Hari Ini

Popular Post

 
Dikelola Oleh : Biro KOMSOS
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2009. RELIGIOUS - All Rights Reserved
Religious | Membangun Gereja Mandiri, Solider dan Membebaskan.