Headlines News :
Home » » Renungan Natal

Renungan Natal

Written By Kireina on Thursday, December 24, 2009 | 4:18 AM

Mulai dari Diri Sendiri

Tanggal 20 November lalu ketika saya dari ruang tunggu se dang memperhatikan kapal cepat yang baru merapat di pelabuhan Gunung Sitoli sambil menunggu kapal itu merapat dengan baik, tiba-tiba dari jendela samping tengah dijulurkan keluar satu keranjang sampah oleh dua tangan manusia, lalu sampahnya dibuang ke laut dan dalam waktu singkat sampah itu bertaburan terapung-apung di permukaan laut. Dua kali berturut-turut demikan. Cepat terlintas dalam pikiran bahwa begitulah selalu mereka buat: di dalam kapal sampah dikumpulkan di keranjang sampah, tapi semua dibuang ke laut dan mencemari laut. Saya merasa sangat jengkel dalam hati. Spontan saya beritahu itu kepada seorang tentara yang duduk dekat saya.

Reaksinya hanya mengangkat bahu dan sedikit heran. Lalu saya masuk ke kapal. Di situ kebetulan banyak polisi, sedang mengantar tamu barangkali. Saya tunjukkan kepada seorang polisi sampah yang bertaburan terapung di laut yang baru ditumpahkan tadi. Reaksinya juga hanya angkat bahu. Akhirnya saya pergi ke petugas kapal dan memberitahukan sampah yang dibuang dari kapal ke laut tadi, dia menjawab: “Yang lain juga berbuat demikian”. Lalu cepat saya jawab: “Kalau semua berpikir dan bersikap demikian, kapan ada perubahan dan perbaikan? Kita mesti berani memulai dari diri kita sendiri”. Dia diam saja. Demikian berakhir pembicaraan kami.

Sebentar lagi kita merayakan Natal, peristiwa sabda menjadi manusia dan tinggal di antara kita (bdk Yoh 1,14). Misi Yesus datang ke dunia adalah untuk membawa kehidupan baru: “Dalam Dia ada hidup” (Yoh 1,4). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3,16). Dan tema Pesan Natal PGI dan KWI tahun ini: “Tuhan baik kepada semua orang …” (Mzr 145,9a), menyadarkan kita akan kebaikan Allah yang senantiasa mau menghidupkan memelihara semua orang.

Kedatangan Yesus ke dunia dalam kelahiranNya menuntut dari kita manusia perubahan. Perubahan itu terjadi kalau kita menerima hidup baru yang dibawaNya: kalau kita seperti Maria yang mengandung dan melahirkanNya, kalau kita seperti Yosef yang memelihara dan melindungiNya sebagai Juru Selamat, kalau kita seperti para gembala yang datang menyambutNya di kandang di Betlehem, kalau kita seperti para sarjana dari Timur yang mencari Yesus, Juru Selamat, yang telah lahir dan menyembahNya, kalau kita seperti para Rasul yang mewartakanNya ke mana-mana. Perubahan itu terjadi kalau kita sungguh menghayati hidup baru itu, yakni hidup sebagai putera-puteri Allah, yang mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini secara nyata dalam hidup konkrit sekarang ini. Kerajaan Allah itu menjadi nyata dalam hidup konkrit kita, kalau kita masing-masing berani memulai dari diri kita sendiri, tidak menunggu orang lain mulai melaksanakannya seperti petugas kapal tadi. Kerajaan Allah itu menjadi nyata dan konkrit, kalau kita menghayati hidup baru yang dibawa oleh Yesus.

Dalam sinode disadari bahwa ibadat kita masih bersifat kultis: apa yang kita rayakan masih kurang mempengaruhi hidup harian kita secara konkrit, masih kurang tampak dalam tingkah laku dan tindakan kita. Kita merasa puas kalau ibadat kita jalankan dengan baik di gereja dan tidak merasa gelisah, kalau tetangga kita misalnya tidak makan. Kita tenang-tenang saja di rumah yang bagus dan nyaman, sementara tetangga kita tinggal di rumah reot. Padahal Allah telah menjadi manusia, solider dan senasib dengan kita, karena kasihNya, dan menghendaki agar kita juga demikian terhadap sesama.

Visi Keuskupan Sibolga yang telah kita yakini melalui sinode yang baru lalu dapat membantu kita untuk menghayati natal secara lebih nyata. Visi itu ialah Gereja yang mandiri, solider dan membebaskan. Dengan visi itu kita mau membangun persekutuan umat beriman yang berdaya, yang memiliki iman yang hidup, yang dihidupkan oleh daya ilahi. Persekutuan umat beriman yang mandiri ini tidak hidup untuk dirinya sendiri, tapi solider dengan semua orang, peduli terhadap sesama, terlibat dalam membangun masyarakat yang adil makmur, sehingga semua orang bebas dari tekanan dan penderitaan, dan merasakan kedamaian serta kebahagiaan. Dengan demikain visi ini tentu mendorong kita untuk semakin mewujudkan misi Yesus yang dating ke dunia untuk membawa hidup baru.[Mgr Ludovicus Simanullang, OFM Cap Uskup Sibolga]

DAMAI NATAL dan BERKAT TAHUN BARU 2010.
Share this article :

0 comments:

Tulis Komentar Anda

Gunakan Account Gmail untuk menuliskan komentar anda!

Bacaan Hari Ini

Popular Post

 
Dikelola Oleh : Biro KOMSOS
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2009. RELIGIOUS - All Rights Reserved
Religious | Membangun Gereja Mandiri, Solider dan Membebaskan.