Demikianlah awal dramatisasi Jalan Salib yang dilakonkan oleh OMK Stasi Sarudik pada hari Jumat Agung (6/4/2012), pukul 09.00 wib. Jalan Salib dramatis ini dilaksanakan di seputaran halaman gereja Stasi Sarudik. Seluruh umat yang hadir turut menyaksikan dan mengikuti Jalan Salib ini dengan khusyuk. Peristiwa iman yang terjadi sekitar dua ribu tahun yang silam itu, kini dihadirkan kembali melalui prosesi dramatis ini.
Dengan memikul salib besar dan berat, sang aktor berjalan tertatih sepoyongan. Bunyi cambukan yang dihujamkan bertubi-tubi ke badannya oleh para serdadu terdengar begitu keras. Keluhan dan erangan yang keluar dari mulutnya terdengar menyayat hati. Saat itu suara isak tangis mulai terdengar dari sebagian besar umat yang menyaksikan drama ini.
Salib yang berat ditambah lagi pukulan para algojo di sekujur badannya sungguh menguras tenaganya. Tak pelak lagi, ia pun terjatuh tiga kali selama memikul salib itu, hingga pada akhirnya ia sampai di tempat penyaliban.
Suara palu terdengar bertalu-talu tatkala tangan dan kakinya dipaku pada kayu salib. Tangisan para hadirin pun terdengar seakan tak terbendung menyaksikan adegan yang sungguh memilukan hati itu.
Salib itupun dipancangkan, kini ia tergantung di atas salib. Penderitaan dan rasa sakit sungguh terpancar dari wajahnya. Setelah sekian lama ia menahan deraan dan derita itu, ia pun berkata: “Sudah selesai”. Seketika itu juga kepalanya terkulai, ia menyerahkan nyawanya. Seluruh umat pun berlutut seraya berdoa dalam keheningan.
Salah seorang aktor dalam drama ini mengatakan bahwa mereka menggunakan waktu sekitar satu setengah bulan untuk mempersiapkan drama ini. “Kami sudah mulai latihan sekitar pertengahan Februari yang lalu”, jelasnya dengan tersenyum. [Frans R. Zai]
0 comments:
Tulis Komentar Anda
Gunakan Account Gmail untuk menuliskan komentar anda!